ROSWELL — Rasa lega, bahagia, dan senang bukan kepalang menyelimuti pencinta olahraga ekstrem,Felix Baumgartner, kemarin. Pria nekat asal Austria itu sukses menjadi orang pertama yang menerobos kecepatan suara dalam aksi terjun bebas dari angkasa.
Tanpa rasa takut, pria berusia 43 tahun itu melompat dari sebuah kapsul pada ketinggian 39 km di atas bumi pada Minggu (14/10) waktu New Mexico,Amerika Serikat (AS). Dia terjun dengan kecepatan 1.342 km/jam atau 1,24 kali kecepatan suara. Dari catatan awal Brian Utley, pejabat sertifikasi dari Federasi Internasional Aeronautic, penerjun udara veteran itu melakukan aksi terjun bebasnya selama 4 menit 20 detik sebelum membuka parasut merah putih dan turun ke sebuah gurun di New Mexico.
Sorakan bahagia bergemuruh dari kontrol misi ketika Baumgartner lepas dari kapsul yang diangkat sebuah balon helium raksasa ke ketinggian 39.044 meter, lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya. ”Kami cinta padamu, Felix!” teriak massa yang berkumpul di misi kontrol yang didirikan di lokasi peluncuran balon itu di Roswell,New Mexico,AS.Aksi ini juga disaksikan lebih dari 8 juta orang secara online.
”Saya merasa beban seberat 20 ton luruh dari pundak saya,” ujar Baumgartner kepada ServusTV setelah penerjunan itu seperti dikutip AFP. ”Saya sudah mempersiapkan ini selama tujuh tahun.” Kecepatan yang diraih Baumgartner itu berhasil mewujudkan cita-citanya, yaitu menjadi penerjun udara pertama yang melampaui kecepatan suara yang biasanya diukur pada lebih dari 1.110 km/jam. Dia melakukannya pada ulang tahun ke-65 penerbangan pilot legendaris Amerika Chuck Yeager yang berhasil memecahkan kecepatan suara pada 14 Oktober 1947.
Menurut Utley,ukuran awal terhadap aksi itu mengindikasikan bahwa Baumgartner berhasil memecahkan total tiga rekor dunia, termasuk terjun bebas dari ketinggian tertinggi, terjun bebas terpanjang tanpa parasut (dengan jarak 36.529 meter), dan terjun tercepat yang pernah dicapai saat penerjunan udara. Tapi, Baumgartner gagal memecahkan rekor terjun bebas terpanjang. Begitu mendarat di bumi dengan selamat, Baumgartner langsung mengangkat tangannya sebagai tanda kemenangan hanya 10 menit setelah terjun dari udara.
Dia kemudian dipeluk ayah dan ibunya yang baru pertama kali terbang ke luar Eropa untuk menyaksikan aksi putra tercintanya itu. Sementara pacar pria kelahiran 20 April 1969 itu langsung melompat memeluknya. ”Ternyata lebih sulit dari yang saya bayangkan,” ujar Baumgartner seperti dikutip Reuters. Sembari mengingat katakata terakhir sebelum masuk ke stratosfer, dia mengatakan, ”Kadang, kita harus benarbenar berada di tempat yang sangat tinggi untuk tahu betapa kecilnya kita.
” Orang Austria itu sudah lama dikenal suka melakukan aksi-aksi berbahaya. Dia pernah melakukan terjun udara menyeberangi English Channel dan terjun bebas dari Menara Petronas di Malaysia. Sebelumnya, Baumgartner melakukan persiapan untuk terjun dari kapsul itu dengan melakukan pengecekan terhadap 40 item bersama penasihat proyek, Joe Kittinger, pemegang rekor terjun payung dari ketinggian 30 km, rekor yang kemudian dikalahkan Baumgartner.
Aksi yang spektakuler itu nyaris tak terealisasi setelah sempat ditunda karena masalah cuaca dan helm. ”Bahkan pada hari seperti ini, ketika Anda memulainya dengan sangat baik, ada saja masalah. Tapi, pada akhirnya, saya memutuskan untuk terjun,” ujar dia. ”Itu adalah keputusan yang tepat.” Sebelum penerjunan itu, dia sempat mengungkapkan kekhawatirannya terhadap helm mirip astronot yang tidak memanas dengan baik.
”Ini serius sekali, Joe,” ujar Baumgartner saat kapsul yang didesain untuk tetap berada pada suhu 55 derajat Fahrenheit (12,7 derajat Celsius) itu meninggi ke angkasa dengan suhu diperkirakan turun ke minus 67,8 derajat Celsius. ”Kadang, jadi berkabut kalau saya bernapas. Saya tak merasakan panas.” Proses naiknya Baumgartner ke stratosfer membutuhkan waktu 2,5 jam.Balon plastik helium raksasa bervolume 850.000 meter kubik itu memiliki ketebalan sepersepuluh kantong plastik atau setipis kantong dry cleaner.
Setelah awal yang mulus, para pemirsa di seluruh dunia tampak tegang ketika Baumgartner mulai berjungkir balik di udara sebelum akhirnya mendapatkan posisi yang tepat. ”Lompatan itu sempurna, kemudian saya mulai jungkir balik—saya kira saya bisa mengendalikannya, tapi kemudian semuanya dimulai. Saya benar- benar cepat,kacau.Selama beberapa detik, saya kira saya akan pingsan,” ujar dia. ”Untunglah, saya berhasil berhenti— itu sangat sulit. Lebih sulit dari yang pernah kami bayangkan.
” Baumgartner mengaku tidak tahu bahwa dia memecahkan kecepatan udara. ”Saya tidak merasa ada ledakan sonik. Saya kira itu terjadi di belakang saya,”ujar dia. Keberhasilan Baumgartner itu mengundang banyak reaksi. Dia juga menerima banyak ucapan selamat.Satu dari orang pertama yang memberikan ucapan selamat kepadanya adalah Presiden Austria Heinz Fischer.”Austria bangga atas prestasi Anda,” tulis Fischer di laman Facebook-nya.
Kepada CNN, mantan astronot Badan Antariksa AS (NASA) Leroy Chiao memaparkan keyakinannya bahwa elemen kostum tekanan yang digunakan Baumgartner bisa digabungkan menjadi busana tekanan masa depan yang digunakan di pesawat antariksa. Misi Baumgartner dengan Red Bull Stratos itu adalah usaha kedua setelah usaha pertama pada Selasa lalu (9/10) dibatalkan karena angin kencang.
Sebelumnya, Baumgartner telah memegang beberapa rekor, termasuk terjun bebas spektakulernya dari Menara Kembar Petronas di Kuala Lumpur dan dari patung Christ the Redeemer di Rio de Janeiro, Brasil. Setelah aksi terakhirnya itu, Baumgartner mengingat emosi yang menyapu tubuhnya saat keluar dari kapsul yang melayang di atas bumi. ”Ketika kalian berdiri di puncak dunia, Anda menjadi begitu kecil. Satu-satunya yang Anda inginkan adalah kembali dalam kondisi hidup-hidup,”papar dia. referensi:seputarindonesia
